UPAYA MENGATASI
KESEJAHTERAAN HIDUP REMAJA PENJUAL KANTUNG PLASTIK JUGA KULI PANGGUL DI PASAR
INDUK CIANJUR
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan
Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Kelas 1/B
Oleh :
DIMAS KUSNADIAJI
8820313055
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SURYAKANCA CIANJUR
2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT
yang telah menolong saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh dosen saya, yaitu Bapak Drs. Djunaedi
Sajidiman, MM, M.Pd dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (Psikologi
Perkembangan), yang saya sajikan berdasarkan analisis dari sumber yang saya
dapatkan. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri saya sendiri yang terbilang malas, maupun yang datang dari luar hal
tersebut. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini memuat tentang “Upaya
Mengatasi Kesejahteraan Hidup Remaja Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul
Di Pasar Induk Cianjur”. Makalah ini sangatlah berguna bagi pembaca
khususnya bagi saya sebagai penulis. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Saya sangat mengharapkan
masukan dari pembaca, baik itu berupa saran maupun kritikannya, mengingat
kepada kekurangan yang masih banyak dari makalah yang saya susun ini. Terima
kasih.
Cianjur, Desember 2013
Dimas
Kusnadiaji
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………........ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................1
A.
Latar Belakang.............................................................................................1
B.
Tujuan
Penelitian.........................................................................................1
C.
Rumusan
Masalah........................................................................................1
BAB II LANDASAN
TEORITIS...........................................................................3
A.
Ketenagakerjaan...........................................................................................3
1. Tenaga
Kerja....................................................................................3
2. Angkatan
Kerja................................................................................4
3. Usia
Kerja.........................................................................................4
4. Kesempatan
Kerja............................................................................4
5. Pengangguran..................................................................................5
B.
Remaja.........................................................................................................9
1. Pengertian
Remaja...........................................................................9
2. Ciri-ciri
Remaja.............................................................................10
3. Psikologi
Remaja...........................................................................12
BAB III OBJEK DAN
METODOLOGI PENELITIAN......................................15
A.
Objek
Penelitian.........................................................................................15
1. Letak
Geografis.............................................................................15
2. Sarana
&
Prasarana........................................................................15
3. Perputaran
Uang............................................................................15
4. Orang
Yang
Diteliti.......................................................................16
B.
Metodologi Penelitian................................................................................16
C.
Teknik Pengumplan
Data...........................................................................17
1. Survei.............................................................................................17
2. Wawancara.....................................................................................17
BAB IV HASIL
PEMBAHASAN........................................................................18
A. Data
Remaja Yang Bekerja Di Pasar Induk Cianjur..................................18
B. Faktor-Faktor
Pendorong Remaja Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di
Pasar Induk Cianjur....................................18
C. Dampak
dari Remaja Bekerja Sebagai Penjual Kantung Plastik Juga
Kuli Panggul Di Pasar Induk Cianjur................................................................19
D.
Upaya Mengatasi Kesejahteraan Remaja Bekerja Sebagai
Penjual Kantung Plastik Juga Kuli Panggul Di Pasar Induk
Cianjur....................................20
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN...............................................................21
A.
Kesimpulan................................................................................................21
B.
Saran-saran.................................................................................................21
LAMPIRAN.........................................................................................................22
A.
Proses
Wawancara.....................................................................................22
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................27
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Usia
yang masih muda (remaja) seharusnya dihabiskan untuk belajar segala hal yang
ada, berkarya juga meraih prestasi dalam segala bidang sesuai dengan potensi,
bakat dan minat dari setiap orang yang merupakan anugerah dari Allah SWT, di
usia remaja inilah kemampuan kerja otak dan otot berfungsi secara sangat baik
dan efektif, sehingga segala sesuatu yang dikerjakan pun akan mengahasilkan hal
yang baik pula. Namun, hal ini tidak akan terwujud bila tidak diarahkan secara
tepat, juga tanpa adanya dukungan dari lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, keadaan ekonomi, juga lembaga tempat menuntut ilmu.
Kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang yang masih berusia muda (remaja) sungguh berbeda
dengan kemampuan yang ada pada orang yang sudah berusia dewasa atau bahkan usia
lanjut. Maka dari itu, di usia mudalah (remaja) kita harus banyak melakukan
hal-hal yang berguna, positif dan dapat dijadikan sebagai suatu kebanggaan
dalam hidup.
B.
Tujuan
Penelitian
1. Agar
dapat mengetahui lebih jauh mengenai kesejahteraan remaja penjual kantung
plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur.
2. Agar
dapat mengetahui apa faktor pendorong remaja bekerja sebagai penjual kantung
plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur.
3. Agar
dapat mengetahui dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari hadirnya
remaja penjual kantung plastik juga kuli panggul serta mencari upaya untuk
mengatasi kesejahteraanya.
C.
Rumusan
Masalah
1. Apa
faktor pendorong remaja bekerja sebagai penjual kantung plastik juga kuli
panggul di Pasar Induk Cianjur ?
2. Dampak
positif apa yang ditimbulkan dari remaja bekerja sebagai penjual kantung
plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur ?
3. Apa
dampak negatif dari remaja yang bekerja sebagai penjual kantung plastik juga
kuli panggul bekerja di Pasar Induk Cianjur ?
4. Bagaimanakah
upaya untuk mengatasi kesejahteraan remaja yang bekerja sebagai penjual kantung
plastik juga kuli panggul di Pasar Induk Cianjur ?
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS
A.
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan dapat di bagi
kedalam beberapa bagian yaitu :
1. Tenaga Kerja
a. Tenaga kerja berdasarkan penduduknya
1) Tenaga kerja merupakan penduduk
dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu mereka yang sudah
bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan
mereka yang mengurus rumah tangga.
2) Bukan tenaga kerja adalah mereka
yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.
Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di
luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64
tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan
anak-anak.
b. Tenaga Kerja Berdasarkan Kualitasnya
1) Tenaga
Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki
suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau
pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
2) Tenaga Kerja
Terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki
keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja
terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai
pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
3) Tenaga Kerja
Tidak Terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang
hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah
tangga, dan sebagainya.
2. Angkatan Kerja
Angkatan kerja dibagi menjadi dua yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja.
a. Angkatan kerja adalah mereka yang
mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang
bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sedang menunggu panen/ hujan,
pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.
b. Bukan angkatan kerja adalah mereka
yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah, lanjut usia,
cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan yang
dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari
pekerjaan.
3. Usia Kerja
Usia kerja merupakan tingkat umur seseorang yang diharapkan
dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. usia kerja di Indonesia berkisar
antara berumur 10-55 tahun sedangkan batas usia kerja menurut bank dunia adalah
15-64 tahun.
4. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan
terjadinya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. Kesempatan
kerja dapat diartikan kembali sebagai permintaan akan tenaga kerja atau
seberapa banyak tenaga kerja yang terserap kedalam dunia kerja.
5. Pengangguran
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan
kegiatan kerja, atau sedang mencari pekerjaan atau bekerja secara tidak
optimal.
a. Klasifikasi Pengangguran
1) Pengangguran Menurut Lamanya Waktu
Bekerja
a) Pengangguran terbuka, merupakan
tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan, meskipun mereka sedang
mencari pekerjaan. Pengangguran ini terjadi apabila seseorang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal, sementara lapangan kerja yang
tersedia tidak cocok dengan latar belakang pendidikannya, atau karena malas
mencari pekerjaan.
b) Setengah menganggur merupakan tenaga
kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau
pekerjaannya. Pengangguran ini jam kerjanya kurang dari tiga puluh lima jam
selama seminggu. Sebagai contoh, seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur sambil
menunggu proyek berikutnya.
c) Pengangguran terselubung, adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh
pekerjaan yang tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sebagai contoh,
suatu kantor mempekerjakan sepuluh orang karyawan padahal pekerjaan dalam kantor
itu dapat di kerjakan dengan baik dengan delapan karyawan saja, sehingga
terdapat kelebihan dua orang tenaga kerja dan orang-orang tersebut dinamakan
pengangguran terselubung.
2) Pengangguran Menurut Penyebabnya
a) Pengangguran struktural, disebabkan
oleh ketidak cocokan antara keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan dan
keterampilan tenaga kerja yang tersedia. Latarbelakang ketidakcocokan ini
berupa perubahan struktur permintaan penawaran dalam jangka panjang sebagai
dampak kemajuan teknologi, perubahan selera, dan persaingan antar perusahaan.
b) Pengangguran siklikal, berkaitan
dengan naik turunya aktifitas atau keadaan perekonomian suatu Negara.
c) Pengangguran musiman, disebabkan
oleh perubahan permintaan terhadap tenaga kerja yang sifatnya berkala. Pengangguran
seperti ini biasa terjadi pada tenaga kerja paruh waktu (part time).
d) Pengangguran friksional, disebabkan
oleh pergantian pekerjaan atau pergeseran tenaga kerja. Sering kita jumpai
tenaga kerja yang berpindah dari satu perusahaan keperusahaan lain, atau
berpindah dari jenis pekerjaan tertentu ke jenis pekerjaan lainnya.
e) Pengangguran teknologi adalah
Pengangguran yang terjadi karena adanya penggunaan alat-alat teknologi yang
semakin modern yang menggantikan tenaga krja manusia.
b. Dampak Negatif Pengangguran Terhadap
Lingkungan Sosial
1) Penurunan Produktifitas
Tenaga kerja akan menurun produktifitasnya jika tidak
dimanfaatkan. Peningkatan rasa frustasi, patah semangat, dan perasaan tidak
berdaya, yang terjadi pada pengangguran, dalam jangka panjang akan menumbuhkan
sikap masa bodoh. Para penganggur tidak mampu lagi mengelola dirinya sendiri
dan tidak mampu menangkap peluang yang ada secepatnya.
2) Penurunan Standar Hidup
Jika pekerja menganggur, maka pendapatannya anjlok dan
standar kehidupan menurun. Sebagian pekerja mungkin dapat meminta bantuan
kepada pihak lain untuk membuka usaha tapi kebanyakan dari mereka terpaksa
harus melakukan penghematan besar-besaran.
3) Penurunan Pendapatan Negara
Semakin besar jumlah pengangguran semakin menurun pendapatan
Negara dari pajak penghasilan. Begitu pendapatan menurun semakin menurun juga
kemampuan pemerintah melayani kebutuhan warganya.
4) Pertumbuhan Ekonomi Terhambat
Pengangguran akan menurunkan daya beli masyarakat, sehingga
permintaan terhadap barang-barang hasil produksi berkurang. Hal ini akan
menyebabkan turunnya penanaman modal. Sebagai akibatnya aktifitas perekonomian
dan pertumbuhan ekonomi akan terhambat.
5) Biaya Sosial Meningkat
Pengangguran mengakibatkan masyarakat harus menanggung
jumlah biaya sosial antara lain ada kaitan erat antara peningkatan pengangguran
dan kejahatan.
c. Upaya Mengatasi Pengangguran
1) Peningkatan mobilitas tenaga kerja
dan modal. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan
pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya
sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi ditempat baru. Peningkatan modal
dapat dilakukan dengan memindahkan industri padat karya kewilayah yang
mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi
masalah pengangguran struktural.
2) Pengelolaan permintaan masyarakat.
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang
mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat kebarang atau jasa yang tersedia
dalam jumlah yang melimpah.
3) Penyediaan informasi tentang
kebutuhan tenaga kerja. Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu ada
pemberiaan informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang
memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak
tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan yang
seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki.
4) Pertumbuhan ekonomi. Kesempatan
kerja berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional. Semakin
banyak barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara, semakin tinggi
pendapatan nasional. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memungkinkan
pembentukan modal menjadi lebih besar melalui tabungan perorangan, tabungan
perusahaan maupun tabungan pemerintah. Tabungan-tabungan tersebut memberikan
kesempatan membentuk investasi yang menyebabkan perluasan usaha yang berarti
menciptakan kesempatan kerja.
5) Program pendidikan dan latihan
kerja. Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak
terampil dan ahli. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digalakkan lembaga
yang mendidik tenaga kerja menjadi siap pakai. Yang paling penting dalam
pendidikan dan latihan kerja adalah kesesuaian program dengan kualifikasi yang
dituntut oleh kebanyakan perusahaan.
6) Pengiriman tenaga kerja keluar
negeri. Pengiriman tenaga kerja keluar negeri merupakan salah satu pilihan
dalam usaha memperluas kesempatan kerja sekaligus dapat menghasilkan devisa
negara.
7) Wiraswasta. Selama orang masih
tergantung pada upaya mencari kerja diperusahaan tertentu, pengangguran akan
tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul
keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta. Kendala
utama wiraswasta adalah modal dan peluang. Seseorang dengan keteramoilan dan
keahlian tertentu tidak sanggup berbuat apapun apabila seseorang tersebut tidak
memiliki modal dan peluang usaha karena bidang usaha yang menguntungkan hampir
pasti sudah dikuasai oleh perusahaan raksasa. Itulah mengapa upaya menggerakkan
wiraswasta perlu disertai keleluasaan memperoleh modal dan peluang bisnis.
B.
Remaja
1.
Pengertian
Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari
anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal
anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia
kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan
tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan
kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis)
dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Remaja memiliki tempat
di antara anak-anak dan
orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada
dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak.
Hal senada diungkapkan
oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum
digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas
tiga, yaitu :
a. Masa
remaja awal yaitu usia 12-15 tahun.
b. Masa
remaja pertengahan yaitu usia 15-18 tahun.
c. Masa
remaja akhir yaitu usia 18-21 tahun.
2.
Ciri- Ciri Remaja
Mengenai
ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari
berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, psikis, dan
perilaku. Menurut Gayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20
tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan
adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut :
a. Adolensi Dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak
jarang menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya
dan membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah laku kurang dapat
dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, anarkis, dan
maniakal.
b.
Adolensi Menengah
Fase ini memiliki ciri umum yaitu hubungan dengan kawan dari
lawan jenis mulai meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai
aliran, misalnya, mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat
dalam prioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga
kritik tidak jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap
salah dan tidak benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala
identifikasi, dan lebih terarah untuk meminta bantuan.
c. Adolesensi
Akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam
ruang lingkup penghayatannya. Ia lebih bersifat ‘menerima’ dan ‘mengerti’ malah
sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak.
Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun
etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan,
maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi imitasi, bosan, dan merosot
tahap kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari
orang-orang di sekitarnya.
Argumen
lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang dikemukakan oleh
Mustaqim dan Abdul Wahid (1991:49-50). Menurutnya pada masa remaja umumnya
telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada permulaan periode anak
mengalami perubahan-perubahan jasmani yang berwujud tanda-tanda kelamin
sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah pada laki-laki. Lengan dan
kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga anak-anak menjadi
canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan
gangguan psikis anak.
Perubahan rohani juga timbul, remaja
telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan
fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam keadaan seimbang,
akibatnya anak sering mengalami pertentangan batin dan gangguan, yang biasa
disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat
luas. Akibatnya anak berusaha melepaskan diri dari kekangan orang tua untuk
mendapatkan kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua.
Dengan demikian terjadi pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan
tergantung. (Mustaqim dan Abdul Wahid, 1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan
Abdul Wahid, pada masa remaja akhir umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai
hidup, cinta, persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini
biasa disebut masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita. Lain dari
pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak
mulai berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian pada teman hidupnya
kelak, kematangan jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang
tetap serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakat juga ciri remaja yang
menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk dewasa.
Sedangkan menurut Hurlock (1999)
ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja sebagai periode yang
penting, karena perkembangan fisik, mental yang cepat dan penting dan adanya
penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode
peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku dari anak-anak menuju
dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode
perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat universal yaitu perubahan
emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan perubahan nilai.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah,
karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya sebagian besar diselesaikan
oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang berpengalaman dalam
mengatasi masalah.
e. Masa remaja sebagai masa mencari
identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa
peranannya.
f. Masa remaja sebagai usia yang
menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan bahwa remaja adalah anak-anak
yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan
orang dewasa harus membimbing dan mengawasi.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak
realistik. Karena remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana
yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
h. Masa remaja sebagai ambang masa
dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan
dengan orang dewasa.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa ciri ciri masa remaja adalah
merupakan periode yang penting, periode perubahan, peralihan, usia yang
bermasalah, pencarian identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang
tidak realistik dan ambang masa kedewasaan.
3.
Psikologi
Remaja
Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang
meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan
kemudian melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh
konflik peran yang sedang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan
psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja.
Keadaan
emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu
saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja
lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis.
Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang
akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinnya yang
baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1990),
yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian
pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan
remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang berlainan
dengan dirinya.
Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai
bersikap kritis dan tidak mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang
lain, remaja menanyakan alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarang,
remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan
perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan
kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi
peningkatan keberanian dalam mengemukakan pendapat.